Sabtu, 25 Juni 2011

Media Audio

MEDIA AUDIO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Istilah audio begitu sering terdengar ditelinga kita baik itu dari orang yang mengetahui arti dari audio itu sendiri ataupun tidak. Secara sepintas kita mengetahui istilah audio itu berkaitan dengan berbagai hal terutama yang berhubungan dengan indra pendengaran. Istilah yang begitu dekat dengan audio ialah visual dimana visual ini sering diartiakan dengan adanya gambaran yang terlihat sedangkan untuk audionya adalah pendengaran. Dalam kehidupan sehari – hari komunikasi yang bersifat auditif (pita suara atau piringan suara) sangat mendominasi kehidupan manusia. Dimulai dari bangun tidur sampai mau tidur kembali.
Terlepas dari pengertian yang bermacam - macam mengenai istilah audio, penyusun akan mencoba membahas mengenai media audio sebagai media pengajaran, artinya semua yang berkaitan dengan media audio dalam pendidikan dan pengajaran itu sebagai alat bantu guru dalam proses belajar mengajar agar lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bahkan menurut penelitian dalam kegiatan pendidikan penggunaan komunikasi audio ini banyak dipergunakan dibandingkan alat komunikasi lainnya. Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas maka penulis menyusun makalah yang bertema “Media Pembelajaran Audio“.




1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada dalam media pembelajaran, yaitu :
•    Apa yang dimaksud media audio?
•    Apa fungsi dan manfaat media audio dalam kegiatan belajar mengajar?
•    Apa kelebihan dan kekurangan dari media audio?
•    Apa saja macam- macam media audio?
•    Bagaimana pembuatan penggunaan media audio tersebut?

1.3    Tujuan dan Manfaat Penulisan
    1.3.1    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah media pembelajaran.

1.3.2    Manfaat Penulisan
Agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat memahami dan menerapkan berbagai macam media Audio serta dapat mengatasi kesulitan dari masing- masing media tersebut dan dapat memanfaatkan kelebihannya dalam pembelajaran agar kompetensi yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

1.4    Metode Penulisan
Untuk menyelesaikan makalah ini penyusun memperoleh data dengan berbagai cara diantaranya :
a)    Data Sekunder, data yang dipilih dari dokumen/ penelitian pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian.
b)    Melalui fasilitas internet.


I. 5    Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami–tim penyusun–miliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahasa dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah media pembelajaran yang juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian media audio, fungsi dan manfaat media audio, kelebihan dan kekurangan media audio, pengenalan beberapa media audio, pembuatan media audio dan penggunaannya.




















BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Media Audio
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara  ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.




Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Dalam perencanaan meliputi kegiatan – kegiatan penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan dipergunakan dan penulisan skrip. Sedangkan produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkan dalam pita suara atau piringan suara. Dan untuk evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program apakah program tersebut bisa dipakai apa tidak, atau perlu direvisi.

2.2    Fungsi dan Manfaat Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
a) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b) Mengikuti pengarahan.
c) Melatih daya analisis.
d) Menentukan arti dan konteks.
e) Memilah informasi dan gagasan.
f) Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.


Selain itu juga sudjana (2005 : 129 ) menambahkan Pamamfaatan fungsi media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:
a.    Pengajaran musik literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi.
b.    Pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual.
c.    Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
d. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

Keuntungan media audio menurut Sadiman ( 2005 :50 ) :
a.    Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
b.    Sifatnya    mudah    untuk    dipindahkan.
c.    Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dna sebagainya.
d.    Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar    music    dan    bahasa.
   
    Keuntungan lainnya dari media audio menurut Sadiman ( 2005 : 51 ) : 
a.    Dapat menggantikan guru dengan lebih baik misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar dapat digantikan.
b.    Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah dan metodis. Ini mengingat guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
c.    Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang actual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topic.
d.    Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
   
   
    Keuntungan media audio menurut Arsyad ( 2003 : 45 ) adalah :
a.    Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
b.    Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
c.    Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
d.    Rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
e.    Dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.

2.3    Kelebihan dan Kekurangan Media Audio
Ada beberapa kelebihan media radio antara lain daya jangkaunya yang begitu luas hingga mampu menembus seluruh pelosok tanah air. Begitu dipancarkan, maka dalam waktu yang bersamaan beribu-ribu bahkan berjuta-juta peserta didik dapat memanfaatkannyra sebagai sumber belajar.
Tidak seperti televisi, gelombang radio tmampu mengatasi hambatan yang berupa gunung, pepohonan maupun tembok bangunan. Meskipun terhalang gunung, tembok atau pepohonan jenis gelombang radio tertentu dapat menembusnya, sehingga siaran radio dapat dinikmati oleh peserta didik yang tinggal di pelosok-pelosok sekalipun. Harganya relatif murah sehingga pesawat radio telah dimiliki oleh hampir setiap keluarga di Indonesia.
Jika di suatu daerah tidak ada saluran listrik, maka ia bisa diopersikan dengan batteray yang harganya relatif terjangkau dan mudah didapat. Karena sifatnya yang komunikatif, maka jika didengarkan sendirian siaran radio laksana bisa menjadi teman. Namun demikian perlu diingat bahwa media radio merupakan media searah yang mana bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka peserta didik tidak bisa bertanya, berdialog ataupun berdiskusi dengan pendidiknya. Padahal dalam kegiatan pembelajaran proses komunikasi harus berlangsung dua arah.
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan ini, secara pereodik harus diprogramkan adanya acara siaran jumpa pendidik dengan peserta didiknya. Acara ini bisa dilakukan melalui acara siaran jumpa pendidik dan peserta didiknya. Komentar-komentar ataupun pertanyaan-pertanyaan dapat disampaikan melalui telefon, e- mail, SMS, surat menyurat atau bisa juga melalui jumpa langsung dengan pendidik di tempat-tempat yang telah ditentukan guna mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan melalui siaran.
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio. Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak bisa langsung bertanya. Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari. Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
-    Materi yang ada di progam audio maupun radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur menghbur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang mendengarkannya sampai program selesai.
-    Adanya jadwal atau acara tatap muka. yaitu perttemuan antara pendidik dengan peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam media audio

Kelebihan Media Audio , Sadiman  ( 2005 : 50 ) , adalah :
    Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
    Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
    Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
    Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
    Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.
       
        Kelebihan lainnya dari Media Audio, Sadiman  ( 2005 : 51 ) , yaitu :
    Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar  tergantikan.              
    Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
    Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
    Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

         Kelebihan Media Audio, Arsyad ( 2003 : 45 ) , adalah :
    Merupakan  peralatan   yang     sangat   murah   dan  lumrah  sehingga   mudah dijangkau oleh masyarakat.
    Rekaman  dapat  digandakan  untuk keperluan  perorangan sehingga  isi  pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
    Merekam     peristiwa    atau    isi    pelajaran     untuk   digunakan     kemudian.
    Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan       keterampilan        membaca,    mengaji     dan     berpidato.
    Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.
Kekurangan Media Audio, Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
    Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah – tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka – angka penentuan putaran.
    Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.

Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
•    Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
•    Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
•    Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan  pembendaharaan kata – kata  atau  bahasa,  serta  susunan  kalimat.
•    Media  ini hanya  akan  mampu  melayani  secara  baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.

2.4    Macam- macam Media Audio
    1.    Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

    2.    Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

3.    Alat perekam magnetic
Alat perekam ini merupakan salah satu alat elektronik yang dapat merekam suara secara manual. Alat ini cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan kita sampaikan kepada siswa.

Berbagai jenis alat penyimpanan file audio antara lain piringan hitam, kaset, CD, DVD, Audio Digital (MP3, WAV), dan lain-lain.
•    Piringan Hitam (PH).
    Alat penyimpan file audio (modern) yang pertama ditemukan adalah Piringan Hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.

•    Kaset
Kaset, adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.

•    CD dan DVD
    CD atau Compact Disc dan juga DVD atau Digital Compact Disc adalah sebuah media penyimpanan file audio  yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD Player.

•    (MP3)
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.

•    Audio Digital (WAV)
    WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod.. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer . Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.

2.5    Pembuatan dan Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan diantaranya : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan.
 Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio menurut Arsyad (2003:46)    adalah:
a.    Mempersiapkan diri.
b.    Mempersiapkan kesiapan siswa.
c.    Mendiskusikan membahas materi program audio.
d.    Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.
   
Teknik dalam perekaman radio pendidikan Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.    Pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian   mereka.
b.    Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c.    Tentukan pemain, pelaku, penangung jawab dan sebagainya.
d.    Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka.
e.    Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.   

Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut,  yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi
A.    Tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran :
1.    Pra Produksi
 Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a.    Telaah Kurikulum
-    Mengapa harus dilakukan telaah kurikulum?
-    Siapa  yang melakukan telaah kurikulum?

Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.
Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.

Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.

b.    Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2.     Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a.    Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
1.    Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik  dari sebuah produksi.
2.    Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas  hasil  perekaman.
3.    Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap  pakai.
4.    Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
5.    Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur ( dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b.    Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c.    Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.

d.    Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.

e.    Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.

f.    Editing dan Mixing
Editing:   maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang   dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g.    Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.

h.    Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.Teknik penggunaan rekaman menurut Hamalik ( 1994 : 103 ) antara lain:
a.    Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.
b.    Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.
c.    Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar.
d.    Kegiatan lanjutan.




BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Media pembelajaran Audio sebagai alat komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga proses belajar pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Sehingga menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa, lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

3.2    Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Audio merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media audio.









DAFTAR PUSTAKA

http://echyli2n.blogspot.com/2009/06/media-audio.html

http://imahsiti.blogspot.com/2010/06/media-pembelajaran-disusun-oleh-nama_18.html

Kamis, 16 Juni 2011

Media Non Proyeksi

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Non Proyeksi
Media visual non proyeksi dapat menterjemahkan idea abstrak menjadi lebih realistik. Memungkinkan pembelajaran berpindah dari tingkatan simbol-simbol verbal menuju tingkatan yang lebih nyata berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale.
Media visual non proyeksi mudah digunakan karena tidak memerlukan banyak kelengkapan, relatif tidak mahal. Banyak hal dapat dijalankan dengan sedikit bahkan tanpa biaya. Dapat pula digunakan dalam berbagai tingkatan pendidikan dan dalam berbagai disiplin ilmu. Dapat juga digunakan dalam hal menstimulasi ekspresi kreatif, seperti penceritaan/penulisan cerita atau penyusunan puisi.
Pendidik dan dosen dapat menggunakan semua jenis media non proyeksi dalam tes dan evaluasi . Media ini sangat akurat dan teliti dalam mengidentifikasi manusia, tempat atau benda-benda lainnya. Beberapa media visual non proyeksi dapat juga digunakan untuk kebutuhan kelompok kecil maupun kelompok yang lebih besar. Sangat mungkin untuk memperbesar gambar-gambar hasil photo grafi, tetapi itu merupakan proses yang relatif mahal. Sebuah foto dokumentasi dapat memperlihatkan gambar lebih besar dalam sebuah kelompok.
Beberapa media visual non proyeksi membutuhkan perhatian khusus, karena gambar simbolik dilengkapi gambar yang refresentatif, media harus menggambarkan ruangan pengamatan untuk menghilangkan salah tafsir dari makna yang terkandung. Ahli psikologi menemukan bahwa orang akan mengikuti untuk menggambarkan keinginan mereka, rasa takut dan konsepsi sebelumnya dalam gambaran atau pesan verbal yang kurang jelas.



2.2 Fungsi dan Manfaat Media Non Proyeksi
Media non proyeksi memiliki fungsi dan manfaat, yaitu untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari pendidik kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, serta dengan simbol-simbol.
Kelebihan dari media non proyeksi adalah dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dan mempermudah menangkap materi yang diberikan, mudah didapat, dan bentuknya bervariasi. Sedangkan kekurangannya adalah Tidak adanya audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.

2.3 Prinsip- Prinsip Media Non Proyeksi
Adapun prinsip-prinsip media non proyeksi adalah sebagai berikut:
 Teks dibaca secara linear.
 Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif.
 Ditampilkan secara statis atau diam.
 Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan.
 Berorientasi atau berpusat pada siswa.








2.4 Macam- Macam Media Non Proyeksi
A. Model Realita/ Benda Nyata
Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut dapat dihadirkan di ruang kelas, sehingga siswa dapat melihat langsung ke obyek.
Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
Benda nyata – seperti koin, peralatan, artefak, tanaman dan binatang – adalah beberapa materi yang paling mudah diakses, menggugah minat dan melibatkan didalam penggunaan pendidikan. Gerbils (sejenis tikus kecil yang ekornya panjang) yang menggambar awan di taman kanak-kanak, terrarium yang memperkenalkan anak-anak sekolah menengah kepada konsep ekologi, pengumpulan koin pada jaman penjajahan, katak yang dibedah di laboratorium biologi perpendidikan tinggi; bayi sungguh-sungguh yang akan dimandikan di kelas perawatan – ini hanya merupakan beberapa contoh potensi benda nyata untuk menghapuskan ketidakjelasan dan untuk merangsang imajinasi. Dengan menjadi konkret, benda-benda nyata hamper cocok didekat bagian bawah Kerucut Pengalaman Daje, yang berarti bahwa mereka pada dasarnya sesuai bagi para pembelajar yang menghadapi sebuah subyak yang dengannya mereka memiliki pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam matematika adalah bentuk kubus yang langsung dibawa ke depan kelas.





B. Model
Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Sebuah model bisa lebih besar, lebih kecil atau berukuran sama seperti obyek yang ia wakili. Hal ini mungkin lengkap dalam perinciannya atau disederhanakan untuk tujuan pengajaran. Sesungguhnya model-model dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang tidak dapat diberikan oleh benda-benda yang sesungguhnya. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
Contoh dalam matematika adalah kerangka kubus yang menyerupai benda sesungguhnya.






C. Media Grafis
Media Grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata- kata, kalimat atau angka- angka, dan symbol/ gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian. Memperjelas penyajian ide, dan mengilustrasikan kata- kata sehingga menarik perhatian dan diingat orang.



e. Gambar atau foto

Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/ foto merupakan bahasa yang paling umum sehingga mudah dimengerti.
Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
 Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
 Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
 Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
 Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja.
 Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Penggunaan Foto dalam Pembelajaran, yaitu :
1. Pergunakanlah foto untuk tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti atau pokok-pokok pembelajaran. Sebab tujuan pokok itu akan mengarahkan siswa kejelasan materi, keyterlibatan media secara langsung dengan materi dan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran semakin tinggi.
2. Memadukan foto dengan bahan belajar yang lainnya. Bahan belajar yang biasa digunakan siswa diantaranya buku, modul, makalah, LKS, CD pembelajaran, poster dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut perlu dilengkapi dengan foto yang berisi ibjek realistis, dengan demikian akan menambah jelas bahan-bahan ajar tersebut, menghindari persepsi yang beragam, dan menarik minat belajar siswa. Misalnya buku dilengkapi dengan ilustrasi foto, CD interaktif disisipi foto, begitu juga pembelajaran langsung (face to face) pendidik sesekali menunjukan foto yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
3. Pergunakanlah gambar sesuai kebutuhannya tidak terlalu banyak, namun memiliki relevansi tinggi dengan materi yang sedang diajarkan. Jumlah gambar yang sedikit namun terpilih akan lebih baik dari pada gambar yang banyak tetapi kurang memberikan makna. Ilustrasi foto yang berlebihan justru akan menganggu konsentrasi dan fokus perhatian siswa akan terbagi kepada gambar-gambar tersebut. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama.
4. Kurangilah penambahan kata-kata pada ilustrasi foto. Foto sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita atau gagasan baru. Misalnya pada pelajaran sejarah, siswa dengan mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan mengapa bentuknya tidak sama apa ciri-ciri yang membedakan satu dengan yang lainnya.




b) Sketsa




Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.

h. Diagram





Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
 Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
 Cukup besar dan ditempatkan strategis.
 Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

i. Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), ataubagan garis waktu (time line chart).
Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau lambing-lambang verbal.

Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
 Dapat dimengerti oleh pembaca.
 Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
 Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik.


Cara Menggunakan Bagan dalam Pembelajaran
a. Pemilihan Bagan. Bagan yang akan disajikan di kelas tentu saja harus berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Pendidik yang kreatif dapat merancang bagan sendiri dengan terlebih dahulu menganalisis materi dan mempersiapkannya untuk dibuat dalam bentuk bagan. Jika hal tersebut tidak memungkinkan pendidik dapat memanfaatkan bagan yang sudah ada dengan cara mencari bagan-bagan praktis yang sudah dibuatkan orang lain yang dijual secara masal. Bagan yang baik haruslah memiliki kesesuaian dengan materi tidak miss concept atau tidak terdapat kesalahan-kesalahan konsep, data atau informasi. Selain itu harus menarik yang ditandai dengan pemilihan warna yang tepat, harmonis dan tidak terkesan terlalu rame. Informasi yang disajikan dalam bentuk teks memiliki keterbacaan tinggi (visual literacy) sehingga dalam jarak agak jauh masih terbaca dengan baik.
b. Mempersiapkan ruang kelas. Sebelum media bagan disajikan pendidik sebaiknya memperhatikan kondisi kelas. Apakah kelas cukup cahaya? Karena bagan adalah media visual yang membutuhkan intensitas cahaya di ruangan yang cukup. Perhatikan juga dimana bagan itu akan di tempel? Hal ini penting karena tidak mungkin bagan terus dipegang oleh pendidik saat pendidik menerangkan, namun perlu di tempel di dinding. Siapkan dinding yang kosong mudah untuk menempelkan bagan tersebut dan pastikan posisinya dapat dilihat dari semua arah.



c. Mempersiapkan siswa. Dalam pembelajaran, siswa dapat didesain dengan berbagai macam pola pengaturan, termasuk penggunaan bagan. Jika penggunaan bagan untuk siswa dalam kelompok besar (big group) maka siswa dipersiapkan dengan cara klasikal dan tidak perlu pengelompokan secara khusus. Sebaliknya jika siswa perlu dikelompokan makan siapkanlah terlebih dahulu pola pengatuannya, berdasarkan apa pengelompokannya, berapa jumlah masing-masing kelompoknya, dan sebagainya sehingga jika pengaturan ini secara spontan dipikirkan oleh pendidik pada saat di kelas akan menyita waktu. Dengan demikian pendidik perlu memikirkannya dari awal sebelum pembelajaran dimulai.
d. Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang mengaktifkan siswa. Hendaklah pendidik mempersiapkan bentuk penugasan seperti apa yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan bagan tersebut. Bagan tidak berarti sepenuhnya milik pendidik sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi namun, pelibatan siswa untuk mencari konsep dan pemahaman secara mendalam melalui interaksi aktif harus pula dipikirkan oleh pendidik.
e. Penggunaan saat pembelajaran berlangsung. Tempatkan bagan sebagai pusat perhatian siswa, pengalaman belajar yang diperoleh siswa sedapat mungkin di sajikan melalui bagan, oleh sebab itu pastikan semua siswa dapat melihat secara jelas dan terlibat secara langsung. Posisi pendidik berada pada tempat yang representatif, dengan tatapan mata yang terbagi kesemua penjuru kelas, dengan antusiasme mengajar pendidik dapat mengaktifkan siswa untuk belajar.
j. Grafik






Grafik adalah gambar sederhana yang mengguanakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.

Ada 4 jenis utama dari grafik: batang, bergambar, lingkaran dan garis.
1. Grafik batang mudah untuk dibaca dan dapat digunakan oleh umur pelajar sekolah dasar. Tinggi batang adalah banyaknya ukuran yang akan ditunjukkan. Luasnya adalah semua batang harus sama untuk menghindari kebingungan. Sebuah batang dapat dibagi untuk menunjukkan bagian dari keseluruhan. Lebih baik banyaknya batas menjadi pembanding untuk delapan atau kurang; sebaliknya grafik menjadi kacau dan membingungkan. Grafik batang, sebuah satu skala grafik, adalah cocok dan teristimewa untuk item pembanding yang sama di waktu yang berbeda atau item berbeda di waktu yang sama; sebagai contoh, tinggi satu tanaman melebihi waktu atau tingginya beberapa tanaman lainnya. Grafik batang menunjukkan variasi hanya dalam satu dimensi.

2. Grafik gambar adalah sebuah alternatif dari grafik batang yang mana unit-unit angka diwakili oleh sebuah gambar sederhana. Grafik gambar adalah visualisasi yang menarik dan dapat menarik audiens dalam jumlah besar, khususnya pelajar remaja. Bagaimanapun, mereka lebih sulit membaca daripada grafik batang. Selama simbol gambar digunakan untuk mewakili banyaknya jumlah yang spesifik, sebagian simbol digunakan untuk melukiskan banyaknya fraktorial. Untuk membantu menghindari kebingungan dalam sebuah kasus, cetak nilai dibawah atau ke kanan setiap garis pada gambar.
3. Grafik lingkaran relatif mudah untuk diterjemahkan. grafik pada tipe ini, sebuah lingkaran dibagi kedalam bagian – bagian, tiap bagian mewakili atau persentase dari keseluruhan. Satu jenis menggunakan grafik lingkaran untuk melukiskan pemberian indek dollar. Kombinasi bagian-bagian dari sebuah grafik lingkaran harus tentu saja sama dengan 100 persen. Daerah khusus yang menarik dapat menjadi highlighted oleh ilustrasi dari keseluruhan.
4. Grafik garis merupakan ketepatan penuh dan kompleks dari semua grafik. Grafik garis berdasarkan atas dua skala di dua sudut. Setiap titik mempunyai sebuah nilai pada sebuah skala vertikal dan nilai pada skala horizontal. Garis (atau kurva) adalah gambaran untuk menghubungkan titik-titik. Grafik garis menunjukkan variasi dalam dua dimensi, atau bagaimana dua atau lebih unsur yang berubah pada kelebihan waktu.



Penggunaan Grafik dalam Pembelajaran
o Grafik divisualisasikan dengan bantuan objek dalam bentuk garis, batang dan gambar. Menampilkan pesan dala bentuk-bentuk seperti itu mempermudah penyerapan informasi oleh siswa. Terlebih jika gambar-gambar tersebut sudah dikenali siswa sebelumnya. Grafik paling baik digunakan oleh dalam pembelajaran pada materi berupa ringkasan pelajaran setelah siswa memperoleh informasi lain dari berbagai sumber baik buku atau penjelasan sebelumnya dari pendidik sendiri.
o Para siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami pesan yang disajikan melalui grafik, hal tersebut disebabkan karena grafik sendiri bukan sesuatu yang asing bagi siswa. Mereka sebelumnya mungkin melihat contoh grafik dari majalah, koran tabliod atau internet. Namun yang terpenting grafik menggambarkan informasi secara ringkas.
o Memperoleh grafik sekarang ini bukanlah sesuatu yang sulit. Sekedar mencarikan contoh grafik pendidik dengan mudah dapat memperolehnya di majalah, koran, dan internet. Jika grafik ingin disesuaikan dengan materi, maka dengan mudah pendidik dapat membuatnya sendiri. Terdapat beberapa program aplikasi melalui komputer untuk membuat grafik dengan mudah. Pendidik tinggal memasukan data, memilih bentuk grafik yang dikehendaki, memilih warna dan langsung dapat memiliki grafik yang menarik. Misalnya membuat grafik mellaui program Microsoft Word, Excel dan powerpoint.



k. Kartun







Yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna.
Kartun sangat mudah dan cepat dibaca dan diminati anak-anak dan juga orang dewasa. Kebanyakan isinya tentang kebijaksanaan prilaku. Anda sering menggunakannya untuk membuat atau mengulangkan penekanan tujuan perintah. Apresiasi dan penterjemahan begitupun, bisa tergantung pada pengalaman dan pemahaman (penafsiran) dari si penafsir. Yakinkan karikatur gambar yang anda gunakan untuk tujuan instruksi dalam pengalaman dan jajaran intelektual siswa anda.
Pemilihan kartun yaitu:
1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman.
2) Kesederhanaan.
3) Lambang yang jelas.
Penggunaan kartun yaitu:
1) Untuk motivasi.
2) Sabagai ilustrasi.
3) Untuk kegiatan siswa.


l. Poster








Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
Saran untuk mempersiapkan Poster:
1. Tentukan tema.
2. Menentukan kata yang paling cocok untuk memberikan judul atau slogan.
3. Sketch beberapa layout dan memutuskan yang terbaik.
4. Kumpulkan semua bahan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan poster.
5. Siapkan lettering.
6. Tambahkan tujuan yang diinginkan.
7. Berikan sentuhan akhir dan menghapus tanda noda.

m. Papan planel





Papan Planel yaitu papan yang dilapisi kain flannel untuk menyajikan gambar atau kata- kata yang mudah ditempel dan mudah pula diepas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.

Kelemahan papan planel, antara lain sebagai berikut :
1. Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.

Kelebihan papan flannel, antara lain sebagai berikut :
1. Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh pendidik.
2. Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
3. Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan.
4. Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.

n. Papan Buletin.
Papan Buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Papan ini adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flannel. Gambar- gambar atau tulisan- tulisannya biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.


Kelebihan media grafis, antara lain sebagai berikut :
Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
Dapat dilengkapi dengan warna- warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Kelemahan media grafis, antara lain sebagai berikut :
Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

D. Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/ printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar- gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.

Jenis media bahan cetak diantaranya adalah :
1. Buku Teks





Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para pendidik dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan dan ruang lingkup GBPP tiap bidang studi tertentu.
Dalam memilih sebuah buku sebaiknya diperhatikan hal- hal sebagai berikut :
a. Substansi materi.
b. Memiliki daya tarik.
c. Mudah dipahami.
d. Mudah dibaca.
2. Modul
Modul, yaitu suatu paket yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk pendidik, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
Dalam memilih modul sebaiknya diperhatikan hal sebagai berikut :
a. Substansi materi relevan dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain; judul, pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
c. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
d. Padat pengetahuan.
e. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
f. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
g. Menuntun pendidik dan siswa sehingga mudah digunakan.
h. Beberapa modul dapat di download dari internet.


3. Bahan Pengajaran Terprogram
Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu program pengajaran individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dengan topic- topic kecil untuk setiap bingkai/ halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/ respons dari pertanyaan bingkai lain.

Kelebihan media bahan cetak, antara lain :
• Ketersediaan. Materi cetakan tersedia pada berbagai topik dan dalam beberapa format yang berbeda.
• Fleksibilitas. Mereka dapat disesuaikan dengan beberapa tujuan dan mereka digunakan dalam lingkungan yang bercahaya.
• Mudah dibawa. Mereka mudah dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain dan tidak memerlukan peralatan atau listrik
• Mudah digunakan. Materi cetakan yang dirancang dengan tepat mudah digunakan, tidak memerlukan upaya khusus untuk “mengemudikan”.
• Ekonomis. Materi cetakan relatif mahal untuk dibuat atau dibeli dan dapat dapat digunakan lagi. Pada kenyataannya, beberapa diantaranya dapat diperoleh secara cuma-cuma, seperti yang dijelaskan pada bagian berikutnya. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
• Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing- masing.
• Akan lebih menarik bila dilengkapi dengan gambar dan warna.
• Perbaikan/ revisi mudah dilakukan.



Kelemahan media bahan cetak, antara lain :
• Tingkat Pembacaaan. Kekurangan pokok dari materi cetakan adalah bahwa mereka ditulis pada tingkat pembacaan tertentu.
• Pengetahuan awal. Walaupun buku teks pada umumnya lebih memperhatikan pembaca, dengan bahasa yang jelas dan struktur kalimat yang sederhana, para pembaca yang kekurangan pengetahuan prasyarat dapat berjuang untuk memahami teks tersebut.
• Ingatan. Beberapa pendidik menuntut siswa untuk mengingat beberapa fakta dan definisi. Kegiatan ini mengurangi materi cetakan menjadi hanya alat Bantu ingatan.
• Kosakata. Beberapa teks memperkenalkan sejumlah istilah kosa kata dan konsep dalam jumlah spasi yang pendek.
• Presentasi satu arah. Karena kebanyakan materi cetakan bersifat interaktif, maka mereka cenderung digunakan dengan cara yang pasif, seringkali tanpa pemahaman.
• Penentuan Kurikulum. Karang-kadang buku teks menentukan kurikulum bukan digunakan untuk mendukung kurikulum. Buku teks seringkali ditulias untuk mengakomodasi panduan-panduan kurikulum dari negara atau provinsi tertentu.
• Penghargaan sepintas lalu. Komite pemilihan mungkin tidak meneliti buku teks secara hati-hati. Karang-kadang buku teks dipilih dengan “tes ibu jari lima menit” – apapun yang menangkap mata peninjau ketika ia menunjuk melalui buku teks tersebut.




Saat menggunakan materi cetakan untuk pengajaran, salah satu peran utama dari pendidik adalah untuk membuat para pembelajar terlibat dalam materi tersebut. Salah satu tekniknya adalah untuk membuat para siswa menggunakan metode “SQ3R”: Survei, Pertanyaan, Bacaan, Deklamasi, dan Tinjauan. Survei menuntut siswa untuk menyaring melalui materi cetakan dan untuk membaca tinjauan dan/atau rangkuman. Pada tahap Pertanyaan, siswa menulis sebuah daftar pertanyaan untuk dijawab saat membaca. Pada tahap membaca siswa didorong untuk mencari penyusunanm ateri, menempatkan kurung disekitar ide-ide pokok, mendasari perincian yang mendukung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis pada langkah sebelumnya. Deklamasi menuntut mereka untuk mengetes dirinya sendiri sambil membaca dan menguraikan isi tersebut dengan kata-katanya sendiri. Tinjauan mengungkapkan bahwa siswa memperhatikan materi segera sesudah membacanya, hari berikutnya, seminggu kemudian dan seterusnya. Teknik pemanfaatan lainnya untuk materi cetakan meliputi pengarahan siwa untuk membaca dengan tujuan atau pertanyaan dan menyediakan lembar kerja jika hal itu tidak dicantumkan didalam materi. Anda sebaiknya menekankan penggunaan visual dalam materi cetakan dan mengajari siswa untuk membaca visual-visual tersebut.

2.4 Pemeliharaan Media Non Proyeksi
Salah satu kelemahan dalam penggunaan visual non proyeksi di kelas adalah bahwa mereka mudah kotor atau rusak ketika berpindah tangan dari satu murid ke murid yang lain. Display yang berulang-ulang, penyimpanan dan pencarian kembali juga mengakibatkan kerusakan dan robek. Mounting (penempelan) dan laminating adalah dua teknik pemeliharaan yang paling efektif, dan dapat mempengaruhi efektivitas visual proyeksi pengajaran.

Penempelan
Menempel visual non proyeksi diatas kertas konstruksi, kardus, atau materi lainnya agar lebih awet. Warna materi penyusun sebaiknya tidak lebih menarik daripada visualnya. Efek total dari penyusunan anda adalah rapi dan nyaman dilihat. Berbagai macam lem, semen dan pasta tersedia untuk tujuan penyusunan. Saat digunakan sesuai dengan petunjuk, hampir semuanya efektif. Akan tetapi beberapa lem putih, mungkin menyebabkan kerutan pada gambar apabila perekatnya sudah kering, khususnya jika digunakan dengan kekuatan penuh.

Rubber Cement Mounting (Penempelan Dengan Semen Karet).
Salah satu perekat yang paling umum digunakan untuk tujuan menempel adalah semen kertas. Hal ini mudah digunakan dan lebih bersih daripada lem cair lainnya. Kelebihan semen dapat dengan mudah dihapus, dan harganya murah. Keuntungan yang kedua adalah bahwa kualitas perekat dari semen karet cenderungb erkurang dalam periode waktu tertentu. Sentuhan yang terus menerus dengan udara kering pada akhirnya dapat membuatnya kehilangan cengkeramannya


Dry mounting (Penempelan Kering).
Penempelan kering mempergunakan sebuah kertas yang dibuat secara khusus yang diisi dengan perekat yang peka terhadap panas. Kertas ini tersedia dalam lembaran dan roll. Jaringan penempel kering mengikat bahan penopang dengan bagian belakang materi. Press dry-mount digunakan untuk memberikan panas dan tekanan yang dibutuhkan untuk mengaktivasi perekat jaringan. Prosesnya berjalan dengan cepat dan bersih, dan menghasilkan penempelan yang permanent dan berkualitas.
Salah satu kelemahan dari dry mounting adalah harganya yang relatif mahal. Akan tetapi ada kemungkinan untuk men – dry mount tanpa press dry-mount dengan menggunakan setrika rumah tangga biasa.

Laminating
Laminating melindungi visual dari kerusakan dan robekan dengan menutupnya menggunakan sebuah plastik yang bersih atau permukaan seperti plastik. Laminating membantu melindungi visual dari robek, goresan dan jari yang lembab.
Laminating juga memungkinkan anda untuk menulis diatas visual anda dengan pensil lemak atau pena yang dapat larut dalam air untuk tujuan pengajaran. Kemudian tulisan itu dapat dengan mudah dihapus dengan kain atau spons basah. Laminating dapat dikerjakan dengan sebuah press dry mount.





Pengarsipan dan Penyimpanan
Anda akan mengetahui bahwa memiliki system untuk pengarsipan, penyimpanan dan pemerolehan kembali visual nonproyeksi anda akan sangat berguna. Sifat dari sistem pengarsipan yang anda gunakan akan tergantung kepada jumlah visual non proyeksi dalam kumpulan anda dan cara penggunaannya. System pengarsipan yang paling sederhana biasanya meliputi pengelompokkan bahan-bahan menurut unit pengajaran dimana hal itu digunakan.
Selain system pengarsipan yang dapat berfungsi dan wadah penyimpanan yang berukuran tepat, anda seharusnya memiliki tempat yang bersih dan jauh dari jangkauan untuk menyimpan visual anda saat mereka tidak digunakan. Lokasi penyimpanan dapat berkisar dari laci built-in yang luas atau lemari arsip sampai kardus sederhana atau karton.



BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Visual non proyeksi dapat menerjemahkan ide-ide abstrak kedalam format yang lebih realistis. Mereka memungkinkan pengajaran untuk bergerak naik turun dari tingkat symbol verbal dalam Kerucut Pengalaman Dales ke tingkat yang lebih konkret.
Visual non proyeksi mudah digunakan karena mereka tidak memerlukan peralatan apapun. Visual ini relatif murah. Beberapa diantaranya dapat diperoleh dengan sedikit biaya atau tanpa biaya sama sekali. Visual dapat digunakan dengan berbagai cara pada semua tingkat pengajaran dan pada semua disiplin ilmu.
Semua jenis visual non proyeksi dapat digunakan dalam ujian dan evaluasi. Pada dasarnya mereka sangat membantu dengan tujuan untuk menuntut pengenalan tentang orang, tempat atau benda. Beberapa visual non proyeksi hanya terlalu kecil untuk digunakan didepan sebuah kelompok. Ada kemungkinan untuk memperbesar suatu visual secara fotografis, tetapi dapat menjadi sebuah proses yang mahal.
Beberapa visual non proyeksi memerlukan perhatian khusus. Karena gambar-gambar tersebut agak simbolis secara visual dan tidak menggambarkan dengan lengkap, maka hal itu memberi ruang lebih banyak bagi yang melihat untuk membuat kesalahan dalam menafsirkan makna yang diharapkan.

3.2 Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Non Proyeksi merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media non proyeksi.

Media Slide

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik. Film positif yang biasa digunakan untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35 mm dengan ukuran bingkai 2 x 2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdiri atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada bahan/ materi yang akan disampaikan.
Program visual dapat dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai bersuara. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi dari 10 sampai 100 buah lebih. Berbeda dengan gambar yang disertai suara rekaman waktu tayangnya sudah tertentu, gambar yang tidak disertai suara dapat ditayangkan seberapa lama pun sesuai dengan kebutuhan dan isi pesan dan informayang ingin disampaikan melalui gambar tersebut.

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Media Slide
Kelebihan Media Slide, antara lain sebagai berikut :
1. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.
2. Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit.
3. Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
4. Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
5. Isi pelajaran yang sama terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat disebarkan dan digunakan tempat secara bersamaan.
6. Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dengan demikian dapat menarikperhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin disampaikan.
7. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak terlalu benar-benar gelap). Jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.
8. Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu kepada kelompok atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
9. Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara / rekaman. Baik film bingkai bersuara maupun yang tidak, dapat diubah.
10. Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. Di samping itu, dengan film bingkai, objek yang besar, berbahaya, atau terlalu kecil untuk dilihat dengan mata dapat ditayangkan dengan jelas.


Kelemahan Media Slide, antara lain sebagai berikut :
1. Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.
2. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
3. Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
4. Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (geraknya terbatas walaupun dengan menggunakan lebih dari sebuah proyektor.Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi atau film. Oleh karena itu, visualisasi objek atau proses yang bergerak akan kurang efektif bila disajikan melalui media film bingkai.
5. Film bingkai terlepas-lepas,dan ini merupakan suatu titik keunggulan sekaligus kelemahannya, karena memerlukan perhatian untuk penyimpanannya agar film-film itu tidak hilang atau tercecer.
6. Meskipun biaya produksinya tidak terlihat mahal, film bingkai masih memerlukan biaya lebih besar daripada pembuatan media foto, gambar, grafik, yang tidak diproyeksikan.

2.3 Prinsip Dasar Membuat Slide
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi ketika membuat slide. Jika hal ini dilakukan, maka slide akan menjalankan fungsinya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganggu yang mengalihkan perhatian audiens dari presentasi itu sendiri. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut:
1. Simpel
Slide yang simpel, sederhana, dan tepat sasaran adalah yang terbaik. Dengan slide seperti ini, Anda punya banyak keleluasaan untuk memberikan penjelasan. Semakin rumit sebuah slide, maka audiens akan membutuhkan tambahan waktu hanya untuk mengerti slide tersebut. Dan bisa jadi kesulitan Anda dalam menjelaskan slide tersebut menjadi pengganggu presentasi.
2. Perlu atau Tidak?
Untuk setiap lembar slide yang akan dibuat, tanyakan pada diri Anda apakah slide tersebut perlu? Apakah cukup 5 slide saja daripada 10 slide? Apakah slide yang satu dan yang lainnya dapat digabungkan? Apakah slide ini dapat digantikan dengan penjelasan singkat kepada audiens? Sering-seringlah mempertanyakan hal ini dan Anda hanya akan membuat slide yang benar-benar efektif dan efisien.

3. Latar belakang dan Font mudah dibaca
Dengan beragamnya latar belakang slide yang dapat Anda gunakan dan ribuan font yang tersedia, ada kalanya kita tergoda untuk bereksperimen dengan bermacam pilihan. Hal tersebut boleh-boleh saja selama kombinasi latar belakang dan font yang digunakan mudah dibaca oleh audiens. Dalam beberapa training presentasi yang saya ikuti, banyak yang menganjurkan background biru gelap dengan font berwarna kuning dengan alasan kontras yang baik dan tidak cepat melelahkan mata. Saya sendiri kadangkala juga sering menggunakan background berwarna terang dengan teks yang gelap.
Untuk pemilihan font disarankan maksimum 2 dalam sebuah slide dan bahkan dalam keseluruhan presentasi Anda. Mengapa demikian? Semakin banyak font maka semakin lelah audiens ketika melihatnya. Selain itu font yang terlalu banyak membuat audiens bingung terhadap konsistensi presentasi Anda dan hubungan antara slide yang satu dengan slide berikutnya. Font yang baik untuk presentasi adalah yang tidak menggunakan banyak hiasan pada ujung hurufnya seperti: Arial, Verdana, Trebuchet. Font yang menggunakan hiasan dapat digunakan sebagai judul slide atau teks-teks pendukung yang bukan merupakan body text.


4. Maksimum 7 baris teks
Jika Anda menjelaskan beberapa item dalam format bullet point, pastikan jumlahnya tidak lebih dari 7 dalam sebuah slide. Mengapa? Jumlah yang banyak akan membuat font menjadi lebih kecil sehingga sulit dibaca. Selain itu, bukankah slide digunakan sebagai ringkasan? Karenanya jika ada item yang lebih dari 7, usahakan dikurangi dan ringkaskan.

5. Gambar, grafik, dan diagram
Dalam presentasi, Anda akan mengandalkan kemampuan presentasi Anda sendiri dibantu slide presentasi sebagai pendamping. Ada satu kekuatan yang dimiliki slide yang tidak ada pada presenter paling handal sekalipun yakni menjelaskan sesuatu dengan gambar. Ya, sebuah gambar yang tepat dapat mewakili ribuan kata jika harus dijelaskan. Karenanya manfaatkan dan gunakan gambar, grafik maupun diagram.
Gambar yang dipakai dalam slide harus relevan dengan isinya dan membantu memahami presentasi dalam konteks yang Anda harapkan. Jangan malah mengalihkan perhatian audiens ketika mereka bingung menghubungkan antara maksud gambar yang tampil dengan isi presentasi Anda.
Penggunaan grafik juga perlu perhatian sendiri. Ada berbagai jenis grafik mulai dari bar, pie chart, line, dan kombinasinya. Pemilihan jenis grafik yang benar akan memberikan dampak besar pada kemudahan audiens untuk mengerti isi presentasi Anda

Grafik bar adalah paling umum dan cocok digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan dalam kurun waktu tertentu. Grafik pie cocok untuk menjelaskan perbandingan proporsi antara beberapa hal yang dibandingkan. Karena bentuknya seperti kue yang bulat, audiens dengan mudah bisa membuat asosiasi besar kue untuk membandingkan antara satu hal dengan lainnya. Grafik line cocok untuk menggambarkan trend perbandingan beberapa item sekaligus. Untuk penggunaan grafik ini, saya akan coba mengulasnya secara lebih mendalam.
Adapun diagram akan sangat membantu ketika Anda menjelaskan langkah-langkah proses kerja dan hubungannya satu sama lain. Manfaakan hal ini untuk memudahkan audiens memahami bagian yang sulit dari presentasi
6. Gunakan kombinasi warna yang cukup
Keunggulan lainnya dari slide adalah Anda dapat menggunakan berbagai pilihan warna. Gunakan beberapa warna yang memiliki kontras cukup dan konsisten dalam slide Anda. Jangan gunakan warna yang berbeda-beda di setiap slide karena akan sangat mengganggu dan membuat Anda tampil tidak profesional.
Demikian 6 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam membuat slide presentasi.
Lantas Anda mungkin bertanya, bagaimana dengan penggunaan template dengan warna dan ragam yang banyak? Jawabannya adalah template tersebut dapat Anda gunakan selama memenuhi kaidah di atas dan yang paling penting pilih template yang tidak menggunakan gambar latar yang terlalu kompleks sehingga menyita tempat dan perhatian tersendiri dalam presentasi. Hal ini penting karena gambar latar template akan tampil di setiap slide Anda dari awal sampai akhir.

Pertanyaan lain yang mungkin muncul adalah, bagaimana dengan animasi, efek transisi antar slide, dan penggunaan suara? Untuk bagian ini Anda harus berhati-hati. Untuk animasi semisal gambar yang bergerak, atau gambar yang berubah-ubah sangat mudah mengalihkan perhatian audiens. Tanyakan pada diri Anda apakah hal itu perlu? Animasi dimungkinkan misalnya ketika Anda menjelaskan sebuah proses teknik yang rumit dan dengan adanya animasi bergerak menggambarkan proses tersebut bekerja. Selain dari kondisi tersebut, saya menyarankan hindarkan penggunaan animasi.
Transisi antar slide dan bagaimana teks tampil di layar juga perlu diperhatikan. Saya lebih konservatif dalam hal ini dan memilih transisi sederhana seperti Appear atau Fade dalam Powerpoint. Alasannya adalah transisi tersebut tidak terlalu mengalihkan perhatian dan jika dipakai dengan benar dapat menambah kekuatan presentasi. Misal ketika Anda menjelaskan sebuah diagram yang menunjukkan tahapan dan Anda ingin agar audiens melihatnya bagian per bagian, maka transisi ini dapat dipakai. Hindari transisi yang membuat teks berputar-putar, bergerak dari kiri ke kanan, tampil huruf per huruf disertai bunyi tembakan dan berbagai aksesori lainnya yang berlebihan.
Terakhir adalah penggunaan suara. Untuk bagian yang satu ini saya menyarankan untuk tidak menggunakannya kecuali Anda sedang menampilkan video dalam presentasi. Banyak presentasi yang terlihat sangat tidak profesional dan mengganggu perhatian ketika setiap paragraf muncul diiringi suara tembakan, tepuk tangan, bunyi kamera dan lain-lain. Ingatlah bahwa Anda sedang memberikan presentasi dan bukan sedang menampilkan special effect sebuah film.


2.4 Langkah-langkah Pembuatan Media Slide
1. Membuka program
Klik tombol start > kemudian klik All Program > arahkan cursor ke Microsoft Office > dan klik file PowerPoint.

2. Mulai menulis
Setelah jendela PowerPoint (jendela presentasi/slide) muncul, sekarang tuliskan teks pada setiap frame sesuai naskah yang telah anda buat.

3. Memberi warna teks
Setelah judul presentasi anda ketik (dengan warna hitam), sekarang gantilah warna tulisan judul tersebut dengan warna yang lebih menarik. Ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam pemilihan warna, misalnya tingkat keterbacaan, kekontrasan, dan komposisi.
4. Membuat animasi teks
Anda bisa memanfaatkan fasilitas animasi yang ada pada Program PowerPoint untuk menambah efek gerakan pada teks atau gambar, anda bisa mengatur urutan dan waktu yang ada di Program PowerPoint. Tapi ingat, jangan terlalu banyak macam gerakan hingga justru mengganggu pesan yang akan disampaikan.

5. Memberi background pada tampilan slide
Agar tampilan slide anda lebih menarik, maka anda dapat memberi background yang anda inginkan pada setiap slide yang Anda buat.



2.5 Pembuatan Media Slide oleh Guru dan Siswa
Keunggulan umum media slide sebagai media pembelajaran adalah mempermudahkan bagi guru dan siswa mereduksikannya. Kamera modern sangat sederhana operasinya, sehingga banyak fotografer amatir dapat memperoeh hasil yang bagus.
Untuk membuat slide kamu dapat mengikuti prosedur yang sama, tetapi mengganti film slide untuk menghasilkan cetakan. Sama dengan semua bahan-bahan produksi ditempat itu, slide yang dibuat oleh guru dan siswa telah disiapkan, dan secara kredibilitas kekurangannya lebih terjadi pada bahan-bahan umum.

2.6 Menghasilkan Tampilan Media Slide dengan Fotografi Digital
Sistem kamera digital secara cepat menggantikan film fotografi konvensional.Kamera digital telah dengan cepat menempatkan dirinya dalam dunia komputer.Secara luas dia digunakan untuk menangkap gambar, untuk disatukan kedalam dokumen yang dihasilkan oleh presentation software atau desktop piblishing.Image dibuat dengan teknologi yang dapat disusun dalam rangkaian dan ditunjukkan pada layar komputer sebaik yang ditunjukkan slide.

2.7 Menghasilkan Media Slide dengan Sistem Pengkopian Gambar
Banyak kamera dengan single-lens reflex (SLR) memiliki kombinasi zoom (pembesar) dan lensa mikro. Kita dapat mengambil gambar secara dekat menggunakan jarak makro, sehingga memudahkan kamu untuk mengkopi visual flat seperti peta, diagram, ilustrasi, dan obyek kecil tiga dimensi.Untuk memotret materi-materi itu, sematkan pada dinding atau tempatkan di atas permukaan yang horizontal.


2.8 Menghasilkan Media Slide dengan Komputer
Secara tradisional, slide telah dibuat dengan mengambil gambar orang, benda-benda atau image yang digambarkan dengan uraian pada seniman.Komputer-komputer sekarang memberikan kemampuan dalam pembangunan image grafis yang dapat menjadi sebuah slide.Ada program software yang secara khusus disesuaikan untuk menghasilkan image dengan resolusi sangat tinggi, ketajaman dan kejelasannya didefinisikan sebagai foto-foto.
Kualitas yang tinggi dihasilkan dengan mudah, dan penggunaannya yang fleksibel, membuat komputer ini menjadi populer dalam dunia pelatihan, dimana mereka digunakan untuk mempersiapkan sistem dan modul pembelajaran sendiri. Efek suara ditemukan untuk memberikan pengaruh sekuat mungkin pada video sebagai bagian dari hasil karya.

2.9 Penggunaan Media Slide Viewer
Slide Viewer, merupakan fasilitas yang terdapat pada PowerPoint guna untuk mempermudah seorang desainer presesntasi dalam merancang dan membuat file slide. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel2.

Button ViewName Kegunaan
NormalView Untuk proses perancangan dan pembuatan sebuah slide. Presentasi, untuk proses pengeditan, menambahkan catatan dan sebagainya.
SlideSorterView Untuk proses pengorganisasian slide, reviewing, penyusunan atau pengaturan timing dan transisi slide.
SlideShow
Untuk menampilkan sebuah slide presentasi secara full. screen, yang dimulai dari halaman slide yang saat ini dipilih.

2.10 Rancangan Slide (Slide Design)
Rancangan slide, dapat dikonfigurasi dari awal, hal ini dimungkinkan, karena tersedianya fasilitas template untuk kebutuhan ini. Untuk mengaktifkan slide design dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
a. Klik menu Format Slide Design, atau dengan mengklik ikon yang terdapat pada halaman toolbar, sehingga jendela slide design akan tampil pada sisi kanan halaman kerja.

b. Pada menu Slide design terdapat tiga pilihan komponen, masing-masing yaitu Design templates untuk mengaktif template yang ada dalam Power Point 2003, Color Schemes, digunakan untuk mengatur skema warna yang akan digunakan pada slide dan Animation Shceme, untuk mengatur tampilan animasi pada saat slide dijalankan. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Design Template
a. Pada opsi Design Template, ditampilkan pilihan desain template yang tersedia. Seorang desiner dapat menggunakan salah satu design template yang tersedia ini sebagai tampilan halaman slidenya, dengan menggerakkan scrollbar secara vertical keatas atau kebawah.
b. Jika ingin menambahkan fasilitas design template, maka dapat dilakukan dengan mengklik opsi , yang terdapat di bawah design template.
c. Kemudian pilih salah satu folder template yang ada atau Presentation Design, kemudian pilih salah satu desain yang disukai.


2) ColorSchemes
a. Opsi Color Schemes, digunakan untuk mengatur konfigurasi warna yang akan digunakan pada halaman slide, diantaranya konfigurasi warna.
b. Konfigurasi warna ini dapat diedit sesuai dengan kebutuhan dan estetika pewarnaan yang akan diimplementasikan, dengan mengklik tombol , yang terdapat dibagian bawah dari template color schemes.
c. Pada menu edit color schemester dapat dua tab pilihan, yaitu standar dan custom.
d. Pada tab Standard, pilih salah satu warna standar yang akan digunakan, kemudian dapat dilihat efeknya pada halaman slide dengan menekan tombol , jika dirasa telah cocok, maka dapat diaktifkan dengan menekan tombol ,sedangkan untuk membatalkannya klik tombol .
e. Pada tab Custom, pengaturan color schemes dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan keinginan desainer slide.
f. Dengan pilihan konfigurasi warna custom, pengaturan warna dapat dilakukan terhadap komponen background, teks and lines, shadow, title text, fill dan sebagainya.
g. Proses pengubahan warna dari masing-masing komponen warna kustom dapat dilakukan dengan mengklik komponen warna yang akan diubah warnanya, kemudian klik tombol .
h. Pilih salah satu warna yang disukai, kemudian klik tombol

Lakukan hal serupa untuk setiap komponen kustom warna yang ingin diubah warna standarnya.

3) AnimationSchemes
a. Pada opsi animation schemes, terdapat pilihan skema animasi yang dapat diterapkan pada sebuah tampilan slide.
b. Untuk melihat efek yang ditimbulkan dari masing-masing skema animasi maka dapat dilakukan dengan mengklik tombol , guna melihat hasil preview dari animasi yang dipilih. Sedangkan untuk melihatnya secara fullscreen dalam format slideshow, dilakukan dengan menekan tombol , dan jika skema animasi yang dibuatkan diterapkan pada semua slide, maka klik tombol
c. Pembahasan tentang teknik animasi ini akan dibahas pada modul tersendir
2.11 Bagian-bagian Slide
• Slide Design Area
Lebih dikenal juga dengan sebutan worksheet area, yang merupakan area kerja yang digunakan untuk mendesain tampilan sebuah slide presentasi.

• Slide Template
Berisi sejumlah template atau desain bawaan yang diberikan oleh Microsoft.

• Slide Bookmark
Merupakan jendela kerja yang berisikan infromasi tentang desain slide yang dibuat, yang merupakan bentuk mini preview dari keseluruhan halaman slide yang akan digunakan. Tampilan slidebookmark ini tersedia dalam dua bentuk yaitu, slide dan outline.

• Slide Viewer
Merupakan fasilitias preveiw yang disediakan bagi seorang desainer, sehingga dapat melihat bentuk tampilan file slide presentasi yang dirancang secara langsung. Slide viewer ini dikelompokkan menjadi tiga jenis viewer, yaitu normal view, slided sorter view dan slide show viewer.

2.12 Manfaat Penggunaan Slide
• Sebagai alat bantu, slide dibutuhkan untuk menjelaskan sesuatu yang cukup sulit jika harus dijelaskan dengan kata-kata.
• Slide juga membantu memberikan ringkasan dari apa yang disampaikan sehingga lebih mudah dipahami oleh audiens.
• Slide juga membantu mempermudah guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta didiknya.
• Penyampaian pembelajaran lebih menarik


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai bahwa Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

3.2 Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Slide merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media slide.

Overhead projector (OHP)

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media OHP
Overhead projector (OHP) merupakan jenis perangkat keras (hardware) yang sederhana, terdiri atas sebuah kotak yang bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi yang memuat materi pengajaran1. Overhead projector dapat menghasilkan cahaya yang amat terang dari lampu proyektor yang diproyeksikan ke layar OHP. Overhead projector berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparansi.
Overhead transparancy (OHT ) adalah sarana visual berupa huruf , lambang, gambar, grafis maupun gabungannya yang dibuat pada bahan tembus pandang atau transparan untuk diproyeksikan pada sebuah layar atau dinding dengan menggunakan alat yang disebut “overhead projector “ atau OHP.
Over Head Proyektor/Over Head Transparansi (OHP/OHT) Pada dasarnya digunakan untuk memproyeksikan transparansi ke arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar atau tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dan dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antra siswa dan guru.
Overhead proyektor mulai dikembangkan pada akhir perang dunia ke-2 dan dirancang khusus sebagai media untuk penggunaan diruang kelas. Hal itu terlihat dari cirinya yang mengandalkan tenaga listrik dan lampu proyektor untuk memproyeksikan gambar atau benda. Kemudahan dalam mengoperasikannya, membuat media ini menjadi salah satu media terbaik dan terpopuler yang pernah dirancang untuk mengajar dan bentuk presentasi lainnya.

Perangkat OHP berbentuk empat persegi panjang dengan bermacam-macam ukuran, yang berisikan lampu lensa, kaca, kipas angin kecil dan tombol “on & off”. Singkatnya OHP memang sangat sesuai untuk siapa saja dan dalam kegiatan apa saja karena kemudahan dan portabilitasnya.
Setelah mengetahui penjelasan mengenai OHP adapun kelemahan dan kelebihannya, antara lain :

Kelemahan OHP, antara lain sebagai berikut :
1. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama bila menggunakan teknik-teknik penyajian yang kompleks.
2. Urutan OHP mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.
3. OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP.
4. Membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada transparansi, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan atau pembelajar.

Kelebihan OHP, antara lain sebagai berikut :
1. Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.
2. Memberikan kemungkinan tatap muka dan pemberi pesan dapat mengamati respons dari penerima pesan atau pembelajar.
3. Memberikan kemungkinan pada penerima pesan mencatat.
4. Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan.
5. Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi warna.
6. Program OHT dapat disusun kembali berdasarkan urutan materi dan dapat dipergunakan berulang-ulang.
7. Tidak diperlukan operator pembantu khusus.
8. Tidak memerlukan penggelapan ruangan.


OHP memiliki beberapa keuntungan utama yang tidak dimiliki oleh media instruksional lain, diantaranya :
1. Mudah dioperasikan.
2. Memudahkan posisi mengajar.
3. Tidak perlu mengubah cahaya lampu.
4. Hemat waktu.
5. Dapat digunakan kembali.
6. Mudah disimpan.
7. Kemampuan memproyeksikan benda nyata.
8. Kemampuan menggantikan papan tulis.
9. Bebas polusi.
10. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
11. Dapat menjangkau kelompok yang besar.

2.2 Kegunaan Media OHP
Pada dasarnya Overhead Projector (OHP) berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
Adapun kegunaan dari OHP antara lain :
1. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada lembaran transparan/plastik atau gulungan transparan.
2. Tempat menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan sebelumn



3. Tempat menunjukkan bayangan suatu benda.
4. Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik dalam bentuk gerak atau diam.
5. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan. Contoh : bagaimana gaya magnet bekerja terhadap serbuk besi.
6. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu.
7. Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu.

2.3 Jenis-jenis Media OHP
Overhead projector sampai saat ini ada 2 macam, yaitu :
a. OHP type standard (standar lecture haal type)
Pada OHP model ini lampu replektor dan kipas pendingin ditempatkan dalam kotak bagian bawah. Hal ini yang menyebabkan bentuk dan ukurannya menjadi besar dan mengurangi kepraktisannya. Kepala proyektor adalah suatu bagian yang berisi lensa – lensa objektif dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar. Kelebihan OHP jenis ini adalah lebih tahan untuk nyala lebih lama, karena udara panas akibat nyala lampu dapat dihembuskan keluar oleh kipas angin.
b. OHP type portable ( ringan, mudah dibawa)
Bentuk OHP jenis ini lebih camping dan bersifat portable. Pada OHP jenis ini, lampu proyektor dipasang menjadi satu dengan lensa. Tipe ini tidak dilengkapi dengan kipas pendingin, jadi, tidak diperlukan lagi bagian kotak besar seperti pada jenis OHP tipe standar. Oleh karena itu OHP jenis ini dapat dibawa kemana - mana. Namun, jenis OHP ini mudah panas sehingga jika terlalu lama dinyalakan lampunya mudah putus.

2.4 Bagian-bagian Pokok Media OHP dan Cara Kerjanya
Saat ini walaupun banyak type dan merk OHP yang dipergunakan, namun bagian-bagian pokok dari OHP tersebut pada prinsipnya sama. Di bawah ini akan dijelaskan bagian pokok dan cara kerja dari OHP.












a. Kepala Proyektor (Proyector Head).
Kepala Projektor adalah suatu bagian yang berisi lensa-lensa objektive dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.
b. Pengontrol Focus (Focus Cotrol)
Dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor akan bergerak naik/turun untuk memperjelas (memfocus) gambar pada layar).
c. Tempat transparan/benda yang akan diproyeksikan (projection stage).
d. Lensa fresnel (fresnel lens), yaitu kondensor khusus yang berguna untuk memusatkan cahaya yang memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi.
e. Scroll atau rol penggulung transparan.
 Lampu (projection lamp).
 Pemantul (reflector).
 Kipas pendingin (van).
 Rumah/badan proyektor.
 Switch/saklar pengatur untuk menghidupkan dan mematikan lampu dan motor pada kipas.

Dari bagian-bagian pokok di atas dapat dijelaskan cara kerja OHP type model stanrd dan model portable, seperti pada gambar di bawah ini. Posisi / Letak Layar Dengan Ohp. Posisi layar dan letaknya juga harus diatur, sehingga gambar pada layar tidak miring atau sebagian mengecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur sinar yang dipancarkan dari proyektor jatuh tegak lurus pada layar. Apabila penyimpanan proyektor tidak sejajar dengan layar akan menimbulkan distorsi bayangan. Ada dua kemungkinan distorsi yaitu distorsi horizontal dan distorsi vertikal. Distorsi vertikal disebabkan penyimpanan proyektor terlalu tinggi dari layar (distorsi kebawah) atau terlalu ke bawah dari posisi layar (distorsi ke atas). Sedangkan distorsi horizontal disebabkan oleh penyimpanan proyektor terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan dari posisi layar.

2.5 Teknik-Teknik Penyajian Media OHP
1. Pada waktu penggunaan OHP, guru dapat melakukannya sambil berdiri. Pada waktu posisi berdiri guru jangan menutup OHP terhadap layar maupun menghalangi pandangan siswa terhadap layar.
2. Bila switch/saklar kipas pendinginan dan lampu ditekan, segera sinar OHP menimpa layar. Aturlah posisi yang sebaik mungkin agar gambar pada layar tidak miring atau kurang datar/simetris.
3. Pada waktu menjelaskan pada transparan di OHP, gunakan penunjuk (pointer) atau pensil ke arah bagian-bagian penting yang sedang disajikan.
4. Bila selesai tiap tahap penyajian penggunaan OHP dan guru akan menjelaskan lebih lanjut, matikan terlebih dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa dari layar kembali ke guru.
5. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal penting perlu ditekankan pada waktu penyajian. Hal-hal yang rumit (complex) perlu disajikan dengan menggunakan teknik berlapis (overlay) atau memakai penutup (masking) dan membukanya sedikit demi sedikit.
6. Presentasi dengan menggunakan OHP, untuk membuat penampilan yang lebih menarik.

2.6 Penggunaan Media OHP
a. Dengan alat penunjuk
b. Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi bukan layar.
c. Menulis langsung
d. Menulis di atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian bahkan pada transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan tulisan, pada waktu penyajian dengan pen khusus. Pen yang digunakan mempunyai spesipikasi warna, ukuran ( kecil, sedang dan besar) dan jenis (prmanen dan solubel).
e. Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit
f. Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan.
g. Menjelaskan cara kerja benda
1. Guru dapat menjelaskan cara kerja benda yang kecil, diletakkan di atas OHP, sehingga benda kerja tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana letak dan kerja benda yang diproyeksikan.
h. Menunjukkan benda dengan ukuran kecil
i. Dapat juga menjelaskan/ menunjukkan roda gigi yang ukurannya terlalu kecil, sehingga dapat didemonstrasikan putaran roda gigi.
j. Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay)
k. Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar transparan pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat ditumpangkan pada transparan pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan penyajian tersebut.
l. Menghidupkan dan mematikan
m. Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa pada layar.













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Over Head Proyektor (OHP) adalah peralatan yang paling sederhana, karena peralatan ini hanya menggunakan sitem lensa (optic) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor). Over Head Proyektor (OHP) berfungsi untuk memproyeksikan atau menyajikan transparansi.
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang disampaikan dapat diproyeksikan di layar, sehingga informasi berupa tulisan, gambar, bagan akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. penggunaan media ini menguntungkan karena indera penglihatan dan pendengaran akan sama-sama diaktifkan melaui sebuah media transparansi yang telah disiapkan.

3.2 Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media OHP merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media OHP

Media Visual

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Audio
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.




Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Dalam perencanaan meliputi kegiatan – kegiatan penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan dipergunakan dan penulisan skrip. Sedangkan produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkan dalam pita suara atau piringan suara. Dan untuk evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program apakah program tersebut bisa dipakai apa tidak, atau perlu direvisi.

2.2 Fungsi dan Manfaat Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
a) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b) Mengikuti pengarahan.
c) Melatih daya analisis.
d) Menentukan arti dan konteks.
e) Memilah informasi dan gagasan.
f) Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.


Selain itu juga sudjana (2005 : 129 ) menambahkan Pamamfaatan fungsi media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:
a. Pengajaran musik literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi.
b. Pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual.
c. Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
d. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

Keuntungan media audio menurut Sadiman ( 2005 :50 ) :
a. Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
b. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
c. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dna sebagainya.
d. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar music dan bahasa.

Keuntungan lainnya dari media audio menurut Sadiman ( 2005 : 51 ) :
a. Dapat menggantikan guru dengan lebih baik misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar dapat digantikan.
b. Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah dan metodis. Ini mengingat guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
c. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang actual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topic.
d. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.


Keuntungan media audio menurut Arsyad ( 2003 : 45 ) adalah :
a. Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
b. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
c. Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
d. Rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
e. Dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Audio
Ada beberapa kelebihan media radio antara lain daya jangkaunya yang begitu luas hingga mampu menembus seluruh pelosok tanah air. Begitu dipancarkan, maka dalam waktu yang bersamaan beribu-ribu bahkan berjuta-juta peserta didik dapat memanfaatkannyra sebagai sumber belajar.
Tidak seperti televisi, gelombang radio tmampu mengatasi hambatan yang berupa gunung, pepohonan maupun tembok bangunan. Meskipun terhalang gunung, tembok atau pepohonan jenis gelombang radio tertentu dapat menembusnya, sehingga siaran radio dapat dinikmati oleh peserta didik yang tinggal di pelosok-pelosok sekalipun. Harganya relatif murah sehingga pesawat radio telah dimiliki oleh hampir setiap keluarga di Indonesia.
Jika di suatu daerah tidak ada saluran listrik, maka ia bisa diopersikan dengan batteray yang harganya relatif terjangkau dan mudah didapat. Karena sifatnya yang komunikatif, maka jika didengarkan sendirian siaran radio laksana bisa menjadi teman. Namun demikian perlu diingat bahwa media radio merupakan media searah yang mana bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka peserta didik tidak bisa bertanya, berdialog ataupun berdiskusi dengan pendidiknya. Padahal dalam kegiatan pembelajaran proses komunikasi harus berlangsung dua arah.
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan ini, secara pereodik harus diprogramkan adanya acara siaran jumpa pendidik dengan peserta didiknya. Acara ini bisa dilakukan melalui acara siaran jumpa pendidik dan peserta didiknya. Komentar-komentar ataupun pertanyaan-pertanyaan dapat disampaikan melalui telefon, e- mail, SMS, surat menyurat atau bisa juga melalui jumpa langsung dengan pendidik di tempat-tempat yang telah ditentukan guna mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan melalui siaran.
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio. Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak bisa langsung bertanya. Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari. Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Materi yang ada di progam audio maupun radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur menghbur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang mendengarkannya sampai program selesai.
- Adanya jadwal atau acara tatap muka. yaitu perttemuan antara pendidik dengan peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam media audio.





Kelebihan Media Audio , Sadiman ( 2005 : 50 ) , adalah :
 Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
 Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
 Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
 Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
 Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.

Kelebihan lainnya dari Media Audio, Sadiman ( 2005 : 51 ) , yaitu :
 Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan.
 Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
 Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
 Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Kelebihan Media Audio, Arsyad ( 2003 : 45 ) , adalah :
 Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
 Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
 Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
 Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
 Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.

Kekurangan Media Audio, Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
 Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah – tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka – angka penentuan putaran.
 Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.

Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
• Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
• Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
• Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
• Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.




2.4 Macam- macam Media Audio
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

3. Alat perekam magnetic
Alat perekam ini merupakan salah satu alat elektronik yang dapat merekam suara secara manual. Alat ini cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan kita sampaikan kepada siswa.

Berbagai jenis alat penyimpanan file audio antara lain piringan hitam, kaset, CD, DVD, Audio Digital (MP3, WAV), dan lain-lain.
• Piringan Hitam (PH).
Alat penyimpan file audio (modern) yang pertama ditemukan adalah Piringan Hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.



• Kaset
Kaset, adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.

• CD dan DVD
CD atau Compact Disc dan juga DVD atau Digital Compact Disc adalah sebuah media penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD Player.

• (MP3)
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.


• Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod.. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer . Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.

2.5 Pembuatan dan Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan diantaranya : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan.
Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio menurut Arsyad (2003:46) adalah:
e. Mempersiapkan diri.
f. Mempersiapkan kesiapan siswa.
g. Mendiskusikan membahas materi program audio.
h. Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.

Teknik dalam perekaman radio pendidikan Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian mereka.
b. Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c. Tentukan pemain, pelaku, penangung jawab dan sebagainya.
d. Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka.
e. Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.

Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi
A. Tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran :
1. Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a. Telaah Kurikulum
- Mengapa harus dilakukan telaah kurikulum?
- Siapa yang melakukan telaah kurikulum?

Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.
Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.

Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.

b. Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah


2. Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a. Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
1. Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
2. Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3. Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4. Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
5. Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur ( dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b. Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c. Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.

d. Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.

e. Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.

f. Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik

g. Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.

h. Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.Teknik penggunaan rekaman menurut Hamalik ( 1994 : 103 ) antara lain:
e. Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.
f. Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.
g. Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar.
h. Kegiatan lanjutan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran Audio sebagai alat komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga proses belajar pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Sehingga menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa, lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

3.2 Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Audio merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media audio.